YANG KALI INI, BARU CINTAKU BRURR..

Sudah berulang kali kau mengasuh pikiran di sini. Sebatang rokokmu mengepul bak lumpur Lapindo yang lupa bahwa ia berasal dari ceruk bumi.
“Aku tetap pada niatku,” cetusmu kemudian. “aku mencintainya. Dia benar-benar aku cintai. Dia harus kudapatkan!”
“Terus gimana dengan istrimu?”
Kau mendesah, “Kau kan tahu sendiri, aku sebenarnya tidak memiliki cinta dengannya??”

Aku tahu, kamu sudah pernah bercerita tentang istrimu. Seorang wanita satu-satunya yang bisa menerima keadaamu yang sudah kelabakan dengan kerjaan. Siapa yang mau dengan lelaki yg masih tak bekerja? Dan istrimu ternyata terus-menerus memotivasimu. Sekarang kau sudah serba cukup. Kalopun beristri dua, kurasa masih lebih-lah.
“Istriku itu apa?” katamu lagi, “Dia tidak bisa membuatku jatuh cinta. Salahnya sendiri kenapa tidak pernah bisa mengerti aku. Tidak bisa membuatku jatuh cinta. Aku kan tidak pernah bersemangat hidup dengannya selama ini. Bahaya jika diteruskan, kecuali dia mau kumadu!”

“Lalu, wanita itu?”
“Dia bisa, bisa memberikan apa yang tidak bisa diberikann istriku, memberiku semangat tiada batas. Dan aku, betul-betul jatuh cinta padanya!”
Semangat, dan berapi-api sekali kau mengatakannya.
“Istriku itu apa, biasanya cuma merengek agar kebutuhan dan keinginannya dipenuhi.”
“Apakah wanita itu tidak seperti itu?” kataku mengejar bak pelaut dengan ombak dan perahunya.

Kau terdiam. Agak lama, kemudian kau menghela napas dan mengangguk.
“Tentu saja, dia banyak memberiku semangat, curahan hati yang luar biasa. Tidak ada yang kurang dari dirinya. Dia perempuan hebat!”
Aku manggut2. Hebat sekali wanita itu, batinku,“Apakah kau pernah memintanya berubah sesuai permintaanmu??” kau mengangguk2 mantap. “Itu sudah ribuan kali, bahkan aku sudah kadung jengkel sekarang. Dia tetap kayak gitu!”
“Karena kau tidak memintanya, kawan!” kau mendongak, seperti ada bara di wajah dan sorot matamu mendengar kalimatku.
“Mak..maksudmu??? aku ini sudah keseringan memintanya!”
Aku menggeleng2, tanda g setuju, “Kau tidak pernah memintanya sobat..”
Matamu melotot. Wah, gawat.
“Bangsat, maumu apa hah?? Apa kau juga suka sama dia??! Jujur saja, hayo!”

Aku tahu, ini sudah medan cemburu namanya. Barangkali kau sudah cemburu, aku memang kenal wanita itu. Karena kau yang mengenalkan padaku, dan meminta pertimbangan cakep tidaknya anak itu.
“Dengar...” katanya sambil mencengkram krah bajuku. Gila, gara-gara perempuan, kau lupa aku adalah sahabatmu??? aku balik mencengkram krahnya lebih kuat dan keras.
“Kau yang harus dengarkan aku, tau!!” cerusku tak kalah keras. “Dengar...kau tidak pernah memintanya, makanya dia tidak pernah memberinya. Yang ada adalah, kau memaksa dan meneror psikisnya! Ingat, dia istrimu, istrimu yang bikin kau sehebat sekarang!!!”
Kau sontak tertegun. Warna bara di matamu sontak mereda.
“Dengar, siapa yang dulu memapah semangatmu kala runtuh, ha??!! Siapa, kalo bukan dia?? Skg kau bilang tidak cinta, tidak ini, itu??? Kau bodoh! Istrimu itulah yg bikin kau sebesar sekarang! Paham!!!”

Ah. Seru sekali kisah ini. Aku yang nulis kisah ini saja sampe keringetan. Aku membayangkan, kira-kira apa yang akan terjadi pada si `kau` dalam cerpen ini ya? Jangan-jangan malah nikah sirri po yo??? Wakakak.
“Mungkin logikanya gini mas,“ imbuh seseorang disebelahku tiba-tiba, “makin tinggi seseorang, mungkin dia kian pongah, dan melupakan siapa saja yang dulu pernah membangunkanya dari gelap. Apa mungkin gitu ya?? hehe”
“Tapi nikah sirri itu kan skg haram lo mas!” timpal yang lain. Ow, si pemilik warung rupanya yang komentar.
“Maaf pak, “ sahutku kalem-kaleman, “saya ijin moleh dahulu. Soale, wes larut je..”
Orang-orang di warung melongo.
“Lo, gimana to mas? Kopinya aja kan belum diminum to??”
Busyet. Busyet. Salah tempat. Cari inspirasi kok di warkop. Ra iso mari2 lak piye ki. Ihik ihik. Februari 2010

komentar-komentar:


  • Budi Oza dan Elly Dewi Eleanor menyukai ini.

    • Elly Dewi Eleanor Dlm ceritamu itu a kena sentil. a wanita yg tanpa sengaja dngn pengertianku membuat se2orang tak mencintai istrix.
      02 Maret 2010 jam 12:14 melalui seluler ·

    • Nihayatul Wafiroh hemmmm dalammmmmm, speechless
      02 Maret 2010 jam 13:08 ·

    • Tamam Ayatullah Malaka ‎:::dewi, wah?

      ::mbak Nicky: g kasih jempol mbak?? wakak kak kaaa

      02 Maret 2010 jam 13:31 ·

    • Nihayatul Wafiroh Mekso.com
      02 Maret 2010 jam 13:32 ·

    • Budi Oza yaudah aku yung kasih Jempol tp KQ heheghek..BTW critamu ini ada arus yang kuat di dalamnya. Tp kenakp kok gak dirampungkan dengn serius...dengan 'special ending' yang *****! kayak udah ngalami aja, padahal tulisan s.o. jejaka bujang...kekekeke..
      02 Maret 2010 jam 14:05 ·

    • Budi Oza EH!!!! atawa kamu sebenranya udah nikah Mam, Sori-sori ...(((kata upin)))
      02 Maret 2010 jam 14:06 ·

    • Tamam Ayatullah Malaka ‎::mbak Nicky::proposal.com.ho ho

      ::Kang Oza@: ah, abang satu ini sudah lupa padaku ya?? cerpenis SLiLiT yg suka bikin deg2an para pembacanya? mengalami sesuatu tanpa harus mengalaminya? Bahkan lebih kuat dr yg ngalami??? wekekekeee. kepedean.com

      ups.Mbak Nicky, g usa buka rahasia.com deh,kalo pas aku kadang terlalu inspiratif, ihik hiks

      02 Maret 2010 jam 14:48 ·

    • Tamam Ayatullah Malaka ‎::oya, kang Oza. Aku sudah menikah???wekekeee
      tali temali cintaku masih kugelar simpulnya pd yang Mahakuasa sono. Tunggu undangane cong,haha

      02 Maret 2010 jam 14:54 ·

    • Akhiriyati Sundari dalam "Rumah Cinta" bernama rumah tangga, 2 istri terlalu banyak. Dalam cinta, dua hati terlalu banyak [dan itu mustahil krn Tuhan hny ciptakan hati itu satu].
      02 Maret 2010 jam 16:24 melalui seluler ·

    • Akhiriyati Sundari setia thdp cinta itu keniscayaan agar tak ada ruang yg trlepas dari jiwa. Betapa hidup begitu gombal dan terjungkir bolak-balik konyol. Cinta smestinya tulus..
      02 Maret 2010 jam 16:28 melalui seluler ·

    • Zakiah Mareta Masyhur Begitulah sering kali kcang lupa pd kulitnya, lupa bhw disaat airmata ini trkuras hbis, smangat trkulai ada seseorang yg dg ktulusannya memompa smangat hdup kita,brjalan dismping kita...

      Ah,lelaki... Kami ini kaum perempuan adl seberkas cahaya illahi. Kami bukanlah wujud yg menjadi sasaran hasrat nafsu. Kami adl pencipta baiknya disebut begitu...

      02 Maret 2010 jam 16:35 melalui seluler ·

    • Tamam Ayatullah Malaka ‎::ah.Napa kommene pd `dalem` gn. Aku jd ikut2an menghayati isi catatanku dewe,wekeke.
      pdhl,cm kucomot dr warkop malam2 kmrn yg berlalu. Kucatat seadanya, mengisi ritme kerja yg amboiii, ribet mikireeee

      ihik hiks

      02 Maret 2010 jam 20:42 ·

    • Tamam Ayatullah Malaka ‎:::Ndar@ah.apa kau png bilang: sesungguhnya Tuhan paling enggan dipoligami? Syirik cinta maksudmukah?? wakaka

      ::Mareta@aduhai para lelaki...
      hehe

      02 Maret 2010 jam 20:45 ·

    • Ayatul Mashduqi wau...imajin yg hebaat..!aq suka yg ini..
      02 Maret 2010 jam 22:17 melalui seluler ·

    • Budi Oza nyesel aku muji..Mam, jadi GR.com.................................................
      03 Maret 2010 jam 16:43 ·

    • Tamam Ayatullah Malaka ‎:::kang oza@sesekali ikhlas dan sukarela kala ngasi pujian, napa sih?? wah, pahalanya g jadi dikasih Tuhan noh,hehe
      padahal aku sudah berbunga-bungan dengan bungaaa

      03 Maret 2010 jam 18:40 ·

    • Budi Oza Wakakakakwawkakwakwakwkak....guling-guling.com

      03 Maret 2010 jam 18:59 ·

    • Akhiriyati Sundari aku mau serius ah: Tuhan tak bisa dimanipulasi! xixixixixi..
      05 Maret 2010 jam 0:46 ·

Komentar

Posting Komentar