Suatu Masa di Tahun Baru 2009




Hingga jam 00.00, 
dari atas ketinggian pancuran air 
di Jl. Pemuda, kumpulan kendaraan bermotor bergerombol melebihi gerombolan semut. 


Raungannya digeber-geber tak karuan. Secara bergiliran, di sepanjang jalan ini sekelompok anak muda menuai aksi nekadnya dengan menghadang arus tengah jalan raya sambil menari-nari. Ada juga yang nekat melompat dari motor dan menjatuhkan diri tergeletak seolah barusan tertabrak.

Sontak, jalan yang sudah penuh, makin sesak. Parade kendaraan terhenti di satu sudut. Seorang pengemudi hanya mampu menghela napas tak bisa apa-apa, hembusan rokok di tangannya sudah menggambarkan betapa penat, terhibur dan tersinggung campur aduk jadi satu. Jalanan kota macet 100%. Petugas hanya hilir mudik mengawasi situasi. Mungkin karena tahun baru. Tahun yang menjadi ruang menumpahruahkan segenap perasaan, dan pikiran yang selama ini terpendam dan menjangkiti benak masyarakat kota. Wajar, tahun baru benar-benar dipergunakan sebagai dispensasi mengeluarkan kebebasan berekspresi dengan segala jenisnya.

Dan, inilah tahun baru. Lalu, apanya yang baru? Seperti yang tahun-tahun sebelumnya, semua berjalan sebagaimana adanya. Tak sungguh-sungguh ada yang baru, masih tentang kehirukpikukan yang mengganggu, pun perasaan terhibur yang saling berpadu, serta mengilustrasikan makin bertambahnya orang-orang yang makin tidak khusuk menatap masa depan. Tahun baru dengan segala bingarnya, menjadi lahan pelepas beban satu-satunya dari hidup yang tidak pernah terbarui, kerja sulit, rasa cemas akan teror PHK yang mengancam, dan harga-harga apakah masih bisa dihitung dengan jari keringat.

Satu lagi, tahun baru ditandai dengan sibuknya satpol PP menurunkan plakat-plakat kampanye para calon wakil rakyat yang menjadi nyamuk malaria di jalanan. Dan sampah-sampah plakat kampanye yang tersangkut dan menyesaki para jelata.

Sekali lagi, hidupkan motormu, geber kuat-kuat dan melajulah sembarangan di jalanan kota. Atau, singgahlah bersamaku di sini. Ya, di sini. Apa kau mendengarnya? Surabaya, 01 Januari 2009

Komentar